
Situs-situs web dan server
internet di Indonesia
mendapat serangan cyber
sebanyak 1,5 juta kali per
hari. Kecenderungan
serangan tersebut dilakukan
oleh para hacker atas dasar
iseng semata.
Ketua Indonesia Security
Incident Response Team on
Internet Infrastructure (ID-
SIRTII), Rudy Lumanto
menjelaskan peningkatan
serangan hacker tersebut
dilakukan karena seiring
pertumbuhan pengguna
internet di tanah air dan luar
negeri.
" Hacker tersebut biasanya
menyerang situs-situs
lembaga pemerintah. Bukan
secara khusus menyerang,
tapi biasanya mereka cuma
iseng," kata Rudy selepas
konferensi pers Asia Pacific
Computer Emergency
Response Team Annual
General Meeting 2012 di
Kementerian Komunikasi dan
Informatika Jakarta, Selasa
(20/3/2012).
Rudy mengaku serangan
tersebut memang beragam,
tidak hanya dari dalam
negeri, namun juga berasal
dari luar negeri.
Tapi Rudy juga tidak bisa
langsung menerka bahwa
hacker tersebut berasal dari
luar negeri secara murni.
Bisa saja, hacker tersebut
berasal dari Indonesia tapi
memakai alamat Internet
Protocol (IP) luar negeri.
Serangan hacker tersebut
biasanya menyerang
komputer berbasis SQL, DOS,
ICNT, dan bahkan bisa
berupa virus berbahaya
( malware).
"Biasanya kecenderungan
serangan hacker meningkat
di awal dan akhir tahun.
Bahkan serangan itu bisa
meningkat dua kali lipat dari
hari biasa," tambahnya.
Bidang Hubungan Kerjasama
Antarlembaga ID-SIRTII
Muhammad Salman
menjelaskan serangan hacker
tersebut biasanya menyerang
aplikasi berbasis database
web.
"Tapi serangan berbasis web
data base seperti SQL dan
semacamnya itu tidak terlalu
mengkhawatirkan. Untuk
mengatasinya juga tidak
sulit," kata Salman.
Untuk mengatasi cyber crime
tersebut, ID-SIRTI meminta
agar setiap lembaga atau
instansi untuk memiliki
Computer Emergency
Response Team (CERT) atau
Computer Security Incident
Response Team (C-SIRT).
CSERT maupun C-SIRT
tersebut seperti tim IT yang
khusus menangani keamanan
data sebuah lembaga atau
institusi, terutama menjaga
dari serangan hacker.
Kepala Pusat Informasi dan
Hubungan Masyarakat
Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kominfo), Gatot
S Dewa Broto menjelaskan
serangan hacker setiap tahun
mengalami peningkatan
secara signifikan. Hal itu
memang seiring dari
peningkatan pertumbuhan
pengguna internet di tanah
air dan di luar negeri.
"Di tahun lalu saja, sudah
ada rata-rata 1,25 juta kali
per hari. Bahkan tahun lalu
situs Kominfo juga jebol
hingga tiga kali," kata Gatot.
Gatot mengaku serangan
hacker tersebut kebanyakan
berasal dari alamat IP
Amerika Serikat, Rusia, China
dan sebagian kecil dari
negara-negara di Eropa.
Kebanyakan dari hacker
tersebut berasal dari
perseorangan.
Published with Blogger-droid v2.0.4