
Data pemegang kartu
Mastercard, Visa, Discover,
dan American Express diduga
bobol. Ini berawal dari
bobolnya keamanan data
perusahaan yang memproses
pembayaran kartu kredit itu.
Dinas Rahasia AS kini
menyelidiki dugaan adanya
akses ilegal terhadap Global
Payments Inc (GPI),
perusahaan yang berbasis di
Atlanta, AS. GPI berperan
memproses transaksi yang
menggunakan sebagai jenis
kartu kredit seperti Visa dan
lainnya.
Situs ITWire, Sabtu (31/3),
menuliskan empat besar
penerbit kartu kredit dan
bank-bank besar AS mengakui
bahwa keamanan data mereka
terpengaruh karena bobolnya
GPI.
Peretas memiliki akses ilegal
terhadap kartu-kartu, yang
bisa merugikan pemegang
kartu, selama sebulan dari 21
Januari 2012 hingga 25
Februari 2012. Kejadian ini
bisa berdampak buruk bagi
jutaan pemegang kartu.
Visa Inc, Marstercard Inc,
American Express Co, dan
Discover Financial Services
membenarkan jika mereka
terkena dampak. Bank dan
perusahaan waralaba lain
yang menerbitkan kartu
menduga logo-logo kartu
mereka telah dipalsukan.
Dinas Rahasia AS kini sedang
menyelidiki proses jebolnya
keamanan data GPI. Tidak
disebutkan secara pasti
jumlah pemegang kartu yang
bisa terkena pembobolan.
Namun, dikhawatirkan lebih
dari 10 juta nasabah bisa
terkena dampak.
Seorang juru bicara Dinas
Rahasia AS mengatakan,
pemeriksaan sedang
dilakukan. Pihak Mastercard
menuturkan, mereka telah
menyewa organisasi
keamanan soal data untuk
memeriksa insiden kebocoran
data.
Saham GPI, penghubung
antara pedagang dan penerbit
kartu, anjlok 9 persen
sebelum penutupan sesi
perdagangan pada Jumat lalu
di AS. GPI akan membahas
kasus pembobolan tersebut
dengan para investor pada
hari Senin (2/4).
Muncul korban
Para analis mengatakan,
Mastercard dan Visa tidak
mungkin mengalami kerugian
akibat kasus itu. Kerugian
akan ditanggung pedagang,
bank-bank, dan lembaga-
lembaga penerbit kartu serta
GPI. Namun, saham
Mastercard, Visa, dan
American Express (Amex)
turun pada perdagangan hari
Jumat. Saham Discover justru
naik 1,2 persen pada
penutupan perdagangan
menjadi 33,34 dollar AS per
lembar.
Bocornya keamanan data
kartu kredit merupakan kasus
terbaru dari rangkaian
panjang kasus serupa yang
dilakukan peretas. Belum jelas
bagaimana GPI bisa dibobol.
Konsumen yang mendeteksi
kasus itu bisa minta ganti rugi.
Pedagang merupakan pihak
paling dirugikan, tetapi bisa
mengajukan klaim ke GPI.
JPMorgan Chase & Co,
American Express, dan
Discover, yang menerbitkan
kartu sendiri, mengatakan,
mereka sedang memeriksa
rekening nasabah. Citigroup
Inc mengatakan telah diberi
tahu soal kasus kebocoran
data itu.
Bank-bank dan pemroses
menegaskan kepada nasabah
bahwa mereka tidak akan
bertanggung jawab atas
potensi penipuan yang
mungkin terjadi. Michael
Smonsen, seorang eksekutif
perusahaan peneliti real estat
Altos Research, mengaku telah
menjadi korban. (REUTERS/
AFP/CAL)
Sumber : Kompas Cetak
Published with Blogger-droid v2.0.4