Monday, February 27, 2012

Kisah Antara Uang Rp. 1.000 Dan Rp. 100.000

Uang Rp 1.000 dan Rp. 100.000

sama-sama terbuat dari kertas,

sama-sama dicetak dan diedarkan

oleh dan dari Bank Indonesia pada

saat bersamaan mereka keluar dan

berpisah dari Bank dan beredar di

masyarakat.

Empat bulan kemudian mereka

bertemu lagi secara tdk sengaja di

dalam dompet seorang pemuda.

Kemudian diantara kedua uang tsb

terjadilah percakapan.

Uang Rp. 100.000 bertanya kepada

uang Rp. 1.000 :

"Kenapa badan kamu begitu lusuk,

kotor dan bau amis ?"

Dijawablah Uang Rp 1.000

"Karena aku begitu keluar dari Bank

langsung ditangan orang-orang

bawahan dari tukang becak, tukang

sayur, penjual ikan dan ditangan

pengemis"

Lalu Rp. 1.000 bertanya balik pada

Rp. 100.000 :

"Kenapa kamu kelihatan begitu

baru, rapi dan masih bersih ?"

Dijawabnya :

"Karena begitu aku keluar dari

Bank, langsung disambut

perempuan cantik dan

beredarnyapun di restauran mahal,

di mall dan juga hotel-hotel

berbintang serta keberadaanku

selalu di jaga dan jarang keluar dari

dompet"

Lalu Rp. 1.000 bertanya lagi :

"Pernahkah engkau mampir di

tempat ibadah ?"

Dijawablah...

"Belum pernah".

Rp. 1.000 pun berkata lagi :

"Ketahuilah walaupun keadaanku

seperti ini adanya, setiap Jum’at/

minggu aku selalu mampir di

Mesjid, Vihara/Gereja, serta

ditangan fakir miskin dan anak -

anak yatim piatu, bahkan aku selalu

bersyukur kepada Tuhan. Aku tidak

dipandang manusia bukan sebuah

nilai tapi yang dipandang adalah

sebuah manfaat"

Akhirnya menangislah uang Rp.

100.000 karena merasa besar, hebat,

tinggi tetapi tidak begitu

bermanfaat selama ini.

Jadi bukan seberapa besar penghasilan

Anda, tapi seberapa bermanfaat

penghasilan Anda itu. Karena kekayaan

bukanlah untuk kesombongan. Semoga

kita termasuk golongan orang-orang

yang selalu mensyukuri nikmat dan

memberi manfaat untuk semesta alam

serta dijauhkan dari sifat sombong..


Published with Blogger-droid v2.0.4